Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 serta nota keuangan di Gedung DPR/MPR. Pidato tersebut disampaikan dihadapan sidang paripurna menjelang peringatan hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia.
Acara sidang yang digelar Selasa (16/08) siang ditutup dengan pembacaan doa. Anggota Komisi III DPR dari Partai Gerindra, Muhammad Syafi’i yang bertugas memimpin doa mengawali dengan ucapan syukur kepada Allah SWT.
Dalam doanya anggota DPR yang akrab disapa Romo itu menuturkan bahwa atas kasih sayang Allah, Indonesia mempunyai kekayaan alam yang luar biasa. Dengan kekayaan tersebut seharusnya bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi makmur, toto tentrem kertoraharjo, gemah ripah lohjinawi, baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.
“Tapi Allah, hampir tujuh puluh satu tahun kami merdeka kami belum merasakan itu ya Robbil ‘alamin. Lihatlah peta kehidupan politik kami, seakan berada dalam bayang-bayang kekuatan bangsa lain ya Rohman, lihatlah kehidupan hukum kami, betapa hukum kami hanya seperti mata pisau yang tajam kebawah tapi tumpul keatas sehingga mengusik rasa keadilan bangsa ini ya Allah,” kata Syafii penuh kekhusyukan.
Dalam doa itu, Syafi’i menuturkan bahwa meski penjara kelebihan kapasitas, tapi tak ada upaya untuk mengurangi kejahatan. Karena kejahatan seperti diorganisir. Kejahatan yang hebat itu, lanjutnya, bukan karena penjahatnya hebat, tapi orang-orang baik belum bersatu.
Syafii pun menyitir pernyataan Presiden RI pertama, Bung Karno yang pernah mengkhawatirkan warga Indonesia menjadi kuli di negeri sendiri. Sementara, hari ini pemerintah seperti kehilangan kekuatan untuk menghalau hal itu.
“Lihatlah Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain, dan kulinya adalah bangsa kami. Kehidupan sosial budaya, sepertinya kami kehilangan jati diri kami sendiri yang ramah, yang santun yang saling percaya. Ya Robbal Alamin, kami juga belum tahu seperti apa pertahanan bangsa kami kalau sewaktu ketika ada bangsa lain yang menyerang bangsa kami,” tuturnya.
“Jauhkan kami ya Allah, dari pemimpin yang hianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat kami, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Di mana-mana rakyat digusur tanpa tau kemana mereka harus pergi, dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat,” ucapnya.
“Ya allah, lindungilah rakyat kami, mereka tiak tahu apa-apa mereka percayakan kendali negara pada pemerintah. Allah, kalau ada mereka (pemerintah) yang bertaubat, terimalah taubat mereka tapi kalau tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini,” pungkas Syafii.
Ketua DPR, Ade Komaruddin mengucapkan terima kasih kepada Muhammad syafi’i seusai pembacaan doa. Dia pun berharap agar do’a yang telah dibacakan dikabulkan oleh Allah SWT. “Terimakasih kepada HR Muhamad Syafi’i kiranya Allah mengabulkan do’a kita bersama,” kata Ade yang segera diamini oleh peserta sidang paripurna.(mz/kiblat/beritaislam.net)
0 komentar:
Posting Komentar