Saat kampanye pilpres 2014 yang lalu, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo-Jusuf Kalla pernah berjanji bakal menciptakan 10 juta lapangan baru, jika terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia pada Pemilu Presiden (Pilpres), pada 9 Juli 2014 lalu. Menurut Jokowi, langkah itu diambil guna menekan angka pengangguran di Tanah Air. “Menurunkan tingkat pengangguran 10 juta lapangan kerja baru selama lima tahun,” kata Jokowi di Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/7/14).
Sejarah membuktikan, Jokowi dan Jusuf Kalla jadi Presiden dan Wakil Presdien Republik Indonesia. Dan ternyata, janji 10 juta lapangan kerja itu pun sepertinya akan dipenuhi. Namun anehnya, 10 juta lapangan kerja yang dimaksud ternyata diperuntukkan bagi warga RRC yang akan berkerja di Indonesia dalam banyak proyek besar infrastruktur yang digadang-gadang Jokowi dengan RRC.
Di Bayah, Provinsi Banten, menurut kesaksian seorang karyawan yang masih bekerja di sana, sudah beberapa bulan ini tengah dikerjakan suatu proyek infrastruktur besar dimana para pekerjanya didatangkan langsung dari Cina. “Para pekerjanya orang-orang Cina. Tapi heran saya, orang-orang itu sepertinya tidak berpendidikan, jorok-jorok. Maaf, buang air besar saja sembarangan. Tidak bisa berbahasa Indonesia, tidak bisa baca tulis. Sepertinya, mereka ini dari golongan masyarakat paling bawah di RRC sana dan dikirim ke sini,” ujar sumber Eramuslim.
Ketika ditanya apakah para pekerja kasar itu akan dikembalikan ke RRC, negeri tempat asalnya, setelah proyek ini berakhir, narasumber eramuslim yang dekat dengan petinggi proyek itu menggelengkan kepala.
“Belum tahu, tapi sepertinya tidak. RRC itu surplus penduduk, dan sepertinya mereka sengaja mengekspor orang-orangnya yang tidak berpendidikan ke Indonesia untuk nanti bisa tinggal di sini. Saya sedih melihat kelakuan pejabat-pejabat kita yang sama sekali tidak punya rasa nasionalismenya sekarang ini…”.
Itu baru di Bayah, Banten. Belum lagi di banyak daerah. Sebab itu jangan heran jika sekarang ini di mana-mana banyak berkeliaran orang-orang Cina. Rekayasa demografi sepertinya tengah terjadi di Indonesia yang akan menyingkirkan kaum pribuminya. Sayangnya, hal ini malah berjalan di bawah restu rezim Petruk sekarang. Akankah anak bangsa akan terus asyik menggosok batu akik saja tanpa memikirkan anak cucu kita kelak? (hariankabar / jurnalmuslim.com)
0 komentar:
Posting Komentar