Benarkah Nabi Muhammad Menghidupkan Orang Tuanya?
Benarkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa agar Allah menghidupkan orang tuanya, lalu doa beliau dikabulkan, kemudian mereka masuk islam?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah sama dengan berdusta atas nama orang lain, selain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau sumber syariat, sehingga keberadaan hadis palsu, bisa merusak syariat.
Dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Berdusta atas namaku, tidak seperti berdusta atas nama orang lain. Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, silahkan siapkan tempatnya di neraka. (HR. Ahmad 18140, Bukhari 1291, dan Muslim 5).
Karena itu, setiap muslim dituntut untuk selalu waspada, menjaga lisannya, jangan sampai dia berdusta atas nama sumber syariat, baik bentukny hadis maupun ayat al-Qur’an. Termasuk berdusta dalam hal sejarah perjuangan dan perjalanan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Menghidupkan Orang Tuanya
Terdapat riwayat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,
حجَّ بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم حجة الوداع ، فمرَّ بي على عقبة الحجون وهو باكٍ حزين مغتم ، فبكيتُ لبكاء رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ثم إنه نزل فقال : يا حميراء استمسكي ، فاستند إلى البعير فمكث عني طويلاً ، ثم إنه عاد إليَّ وهو فرح مبتسم ، فقلت له : بأبي أنت وأمي يا رسول الله ، نزلت من عندي وأنت حزين مغتم فبكيت لبكائك ، ثم إنك عدت إليّ وأنت فرح مبتسم ، فعَمَ ذا يا رسول الله ؟ فقال : ذهبت لقبر أمي آمنة فسألت الله أن يحييها فأحياها ، فآمنت بي وردها الله عز وجل
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan haji wada’ bersama kami. Ketika beliau melewati Aqabah al-Hajun, beliau menangis, sangat sedih. Akupun ikut menangis, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis. Kemudian beliau turun dari ontanya, dan mengatakan, “Ya Humaira, berhentilah.” Lalu beliau bersandar di ontanya, dan membiarkan aku dalam waktu lama. lalu beliau kembali lagi menampakkan rasa senang sambil tersenyum. Akupun bertanya,
“Ayah dan ibuku jadi tebusannya, Ya Rasulullah, anda turun tadi dalam kondisi sedih, akupun menangis karena anda menangis. Lalu anda kembali dengan senang dan tersenyum. Ada apa Ya Rasulullah?”
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Aku berziarah ke makam ibuku Aminah, lalu aku memohon kepada Allah agar Dia menghidupkannya. Lalu Allah-pun menghidupkannya. Lalu beliau beriman kepadaku, kemudian Allah kembalikan ke kuburannya.
Status Hadis
Para ulama ahli hadis sepakat bahwa hadis ini palsu. Kita akan sebutkan beberapa keterangan mereka, diantaranya,
Pertama, Ibnul Jauzi yang mengumpulkan hadis-hadis palsu dalam kitabnya al-Maudhu’at,
Beliau mengatakan,
هذا حديث موضوع بلا شك ، والذي وضعه قليل الفهم عديم العلم ، إذ لو كان له علم لعلم أن من مات كافراً لا ينفعه أن يؤمن بعد الرجعة
Hadis ini palsu – dengan sangat yakin -, orang yang memalsukannya, pemahaman rendah, gak berilmu. Karena, andai dia punya ilmu, dia akan tahu, bahwa siapapun yang mati dalam kondisi kafir, imannya setelah dikembalikan ke bumi, tidak akan bermanfaat baginya.
Kemudian Ibnul Jauzi membawakan keterangan gurunya,
قال شيخنا أبو الفضل بن ناصر : هذا حديث موضوع وأم رسول الله صلى الله عليه وسلم ماتت بالأبواء بين مكة والمدينة ودفنت هناك وليست بالحجون ” انتهى .
Guru kami Abul Fadhl bin Nashir mengatakan, Hadis ini palsu. Ibu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal di daerah al-Abwa, antara Mekah dan Madinah, dan dimakamkan di Abwa, dan bukan di al-Hajun. (al-Maudhu’at, 1/283).
Al-Hajun adalah satu tempat yang ada di Mekah.
Kedua, keterangan al-Hafidz Ibnu Hajar,
وأما الحديث الذي ذكره السهيلي وذكر أن في إسناده مجهولين إلى أبي الزناد عن عروة عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سأل ربه أن يحيي أبويه ، فأحياهما وآمنا به : فإنه حديث منكر جدًا
Untuk hadis yang disebutkan as-Suhaili, dan beliau sebutkan bahwa dalam sanadnya ada banyak perawi majhul, hingga Abu Zinad, dari Urwah, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada rabnya untuk menghidupkan kedua orang tuanya. Lalu hidupkan, dan mereka beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa hadis ini munkar sekali. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 2/343).
Ketiga, keterangan Mula Ali al-Qori ketika menjelaskan hadis ini,
موضوع ، كما قال ابن دحية ، وقد وضعت في هذه المسألة رسالة مستقلة
Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnu Dihyah. Saya telah menulis satu risalah khusus dalam masalah ini. (al-Asrar al-Marfu’ah, hlm. 83).
Kita membangun iman dan keyakinan berdasarkan dalil yang shahih dari al-Quran dan sunah yang shahih. Bukan dari berita dusta, apalagi tahayul dan Khurafat.
Semoga Allah menjaga setiap hati kita dari keyakinan sesat.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
0 komentar:
Posting Komentar